Posisi deklinasi Matahari terakhir tercatat di 11,2 derajat lintang utara, yang menjadikan wilayah Indonesia mendapatkan penyinaran maksimal.
"Gerak semu Matahari akan mencapai titik balik utara pada akhir Juni 2025," tambahnya. Seiring pergeseran tersebut, suhu panas yang saat ini dirasakan akan berangsur menurun menjelang pertengahan tahun.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Wilayah Perairan Danau Toba
Bagaimana BMKG Mengamati Suhu Udara Tinggi?
BMKG mengoperasikan jaringan pengamatan cuaca dan iklim yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Sistem ini mencakup stasiun cuaca otomatis, radar cuaca, serta dukungan dari satelit, yang secara keseluruhan memungkinkan pemantauan kondisi atmosfer hingga skala lokal.
Meski demikian, Andri mengakui bahwa tantangan masih ada. Dengan luasnya wilayah Indonesia serta kondisi geografis yang beragam, distribusi alat pengamatan belum sepenuhnya merata di seluruh daerah.
Baca Juga:
Cuaca Panas Menggila, BMKG: Indonesia Masuki Peralihan Menuju Kemarau
Namun, keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan pemodelan cuaca numerik serta dukungan kemampuan analisis dari para prakirawan cuaca BMKG.
Dengan pendekatan tersebut, informasi cuaca yang dihasilkan tetap dapat mewakili kondisi yang relevan untuk kebutuhan publik dan pengambilan keputusan oleh pemerintah.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.