Sejak masa kecil, Tommy sudah membantu ibunya setiap pagi dengan harus pergi ke pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mengambil bahan-bahan dagangan hasil bumi, seperti bawang, cabai, dan sayur-sayuran.
Mereka naik mobil pickup kecil setiap jam 4 pagi.
Baca Juga:
Misteri Baru di Balik Kematian Diplomat Kemlu Mulai Terkuak
Ketika anak-anak sebayanya masih tidur dalam pelukan kasih sayang orangtuanya, Tommy sudah harus mendampingi sang Bunda dalam perjuangan hidup.
Setelah subuh menyertai ibunya, Tommy juga harus bergegas ke sekolah.
Dia pun berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya dengan baik.
Baca Juga:
Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua Dikabarkan Tutup Usia
Tapi, setelah lulus SD, Tommy sempat tidak sekolah selama dua tahun.
Si kecil Tommy menjadi pejuang jalanan dengan berjualan es, koran, dan permen, bahkan sempat ikut menjadi pemecah batu, demi membantu kedua orangtuanya memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bagi kedua orangtuanya, itulah situasi tersulit, tatkala anak-anaknya tidak sekolah seakan “jalan kiamat” bagi mereka.