WahanaNews.co | Di tanggal 4-7 Juli 2022, beberapa hari sebelum Brigadir J dihabisi pada 8 Juli 2022, Putri Candrawathi masih memperlihatkan sikap yang baik pada Brigadir J.
Hal tersebut diungkap oleh pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Hal tersebut juga dibuktikan dengan momen ketika Putri Candrawathi mengirimkan chat kepada adik Brigadir J.
Dalam chat tersebut, Putri Candrawathi memuji setinggi langit sosok Brigadir J yang saat itu mau menyetrika baju anak Ferdy Sambo.
"Bapak emosi, pulang dia duluan, mempersiapkan pembunuhan. Sedangkan si ibu dan almarhum masih baik-baik saja. Si ibu memotret almarhum, dan mengirim ke adiknya (Brigadir J bilang) 'lihat nih abang kamu, rajin kali pun, luwes banget, multitalent, nyetrikain baju anaknya, bingung mau gaji berapa. Kamu lagi libur enggak dek ? kalau libur ikut ke Magelang'," kata Kamaruddin Simanjuntak.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
Berkaca pada chat tersebut, Kamaruddin Simanjuntak pun menyangsikan jika Brigadir J melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi.
Sebab sejatinya, hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir J baik-baik saja.
"Artinya dari percakapan ibu Putri, dengan almarhum Yoshua maupun dengan adiknya sangat baik. Jadi tidak benar kehormatan ibu dilecehkan atau diancam, yang benar ada kehormatan bapak," imbuh Kamaruddin Simanjuntak.
Guna mengulik kasus tersebut, Kamaruddin Simanjuntak pun memberikan saran kepada polisi.
Yakni agar rekening seluruh anggota skuad lama yang terdiri dari ajudan Ferdy Sambo untuk diperiksa.
"Periksa semua rekening, daripada skuad, terkait dengan dugaan rekening taktif, termasuk rekening anak yang diduga sulit berbicara atau tidak bisa berbicara itu. Termasuk 4 rekening Brigadir J yang belum dibuka sampai hari ini. ATM, buku, laptopnya, masih dikuasai Ferdy Sambo," pinta Kamaruddin Simanjuntak.
Kronologi Peristiwa di Magelang
Sebelum Kamaruddin Simanjuntak mengurainya, mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara sempat menjelaskan detail peristiwa di Magelang yang menjadi pemicu kemarahan Ferdy Sambo kepada Brigadir J.
Deolipa Yumara mengurai detail momen saat Bharada E ditelepon Putri Candrawathi sambil menangis saat di Magelang.
"Di Magelang itu Ricki (Brigadir RR) dan Richard (Bharada E) itu diperintahkan untuk antar makanan anaknya Sambo di Taruna Nusantara. Jam 5-6 sore, ditelepon lah oleh ibu Putri bilang 'Richard, itu Ricky di mana ? tolong kemari' sembari nangis-nangis. Richard kemudian ngasih handphone ini ke Ricky. Sampai di rumah, Ricky dan Richard naik ke atas. Tapi ada yang namanya Kuwat (bilang) 'udah, Richard jangan ikut campur'. Karena si Richard enggak mau ikut campur, dia enggak ngerti apa yang terjadi," ujar Deolipa Yumara dilansir dari tayangan Tv One News, Jumat (11/8/2022).
Tak hanya dirinya yang tak soal penyebab Putri Candrawathi menangis, Bharada E menyebut bahwa Brigadir J juga tak mengungkapkannya.
Selama enam hari tidur satu kamar dengan Bharada E hingga jadi karib, Brigadir J tetap enggan bercerita soal peristiwa mengejutkan yang membuat Putri Candrawathi menangis.
Insiden misterius yang membuat Putri Candrawathi menangis itu segera diketahui sang suami, Ferdy Sambo.
Dalam pernyataannya kepada penyidik Polri, Ferdy Sambo bercerita bahwa ia marah usai mendapat laporan dari Putri Candrawathi soal insiden di Magelang.
Kemarahan itulah yang akhirnya membuat Ferdy Sambo tega menghabisi nyawa Brigadir J melalui tangan Bharada E.
Rupanya dalam laporan Putri Candrawathi, ada nama dan dugaan tindakan tak senonoh dari Brigadir J yang disebut.
"Menurut keteranganya, tersangka FS (Ferdy Sambo) mengatakan bahwa dirinya menjadi marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya PC yang telah mengalami tindakan yang melukai harkat dan martabat keluarga yang terjadi di Magelang yang dilakukan oleh Almarhum Yoshua," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian dilansir dari Tribunnews.com, Kamis (11/8/2022).
Meski marah dan geram, Ferdy Sambo enggan mengotori tangannya sendiri.
Ferdy Sambo malah menyuruh dua ajudannya, Brigadir RR dan Bharada E untuk melakukan pembunuhan kepada Brigadir J dengan cara ditembak.
"Oleh karena itu kemudian tersangka FS memanggil tersangka RR (Brigadir RR) dan tersangka RE (Bharada E) untuk melakukan pembunuhan untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yoshua," lanjut Brigjen Andi Rian. [rin]