WahanaNews.co, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong peneliti global untuk melakukan riset kesehatan tanah pada Sidang Tahunan Pengelola Cagar Biosfer (ICC MAB) ke-36 di Maroko, yang diadakan beberapa waktu lalu, demi keberlanjutan cagar biosfer di Bumi.
Di Indonesia terdapat setidaknya 20 cagar biosfer ditetapkan Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), beberapa di antaranya cagar biosfer Leuser, Siberut, Tanjung Puting, Takabone Rate, Lore Lindu, Bromo Tengger Semeru Arjuno, dan Komodo.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
"Hasil-hasil riset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan," kata Peneliti BRIN Maman Turjaman melalui keterangan di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Maman yang juga Ketua Focal Point MAB-UNESCO tersebut, menjelaskan data dasar kesehatan dan biodiversitas tanah penting untuk keberlanjutan dan kesejahteraan komunitas masyarakat yang tinggal di sekitar cagar biosfer.
Oleh karena itu, ia memberikan sejumlah masukan kepada para peneliti dunia untuk mendorong kerja sama dan sinergi di tingkat global guna mengimplementasikan inovasi yang solutif dan dapat diadaptasi secara lokal.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
Kedua, katanya, menerapkan kebijakan mengenai kesehatan tanah, ketiga, meningkatkan kesadaran untuk melindungi sumber daya lahan bagi generasi mendatang, keempat, meningkatkan pembangunan dan kapasitas di semua level, kelima, melakukan strukturisasi dan mendukung kerja sama untuk riset dan pembangunan, dan keenam, membangun strategi komunikasi mengenai kesehatan tanah yang komprehensif.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]