Selain kebocoran data sensitif pengguna, para peneliti menemukan semua infrastruktur di sekitar eHAC terekspos, termasuk informasi pribadi tentang sejumlah rumah sakit di Indonesia, serta pejabat pemerintah yang menggunakan aplikasi tersebut.
Selain itu peneliti juga menemukan data 226 rumah sakit dan klinik di seluruh Indonesia, yang lengkap dengan nama orang yang bertanggung jawab menguji setiap pelancong, dokter yang menjalankan tes, informasi tentang berapa banyak tes yang dilakukan setiap hari, dan data tentang jenis pelancong.
Baca Juga:
Usai Serukan Boikot Produk Israel Situs Website MUI Tangsel Diretas
Tak lama berselang kabar kebocoran data, sejumlah kementerian dan lembaga pemerintahan Indonesia, termasuk BIN dikabarkan diretas oleh hacker asal China, Mustang Panda Group. Peneliti Insikt Group pertama kali menemukan upaya peretasan tersebut pada April 2021.
Peneliti Insikt Group menyatakan telah memberi tahu peretasan itu ke Indonesia pada Juni 2021, dan dilakukan lagi pada Juli 2021. Namun, pemerintah Indonesia disebut tidak merespons laporan itu.
BIN juga disebut menjadi salah satu target paling sensitif dari aksi peretasan itu. Mereka juga tidak merespons laporan The Record pada Juli dan Agustus 2021. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.