WahanaNews.co | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga sebagai Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Ministerial Meeting on Women (AMMW) membuka Pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Perempuan ASEAN ke-3/3rd ASEAN Women Leaders’ Pre-Summit di Vientiane Laos.
Pra-KTT ini mengambil tema “Merefleksikan Ekonomi Perawatan dan Ketahanan di ASEAN.”
Baca Juga:
Bakamla RI dan VCG Perkuat Kerjasama Lewat Latihan SAR serta Olahraga Persahabatan
Menteri PPPA dalam sambutannya mengatakan ekonomi perawatan memegang peranan penting dalam perekonomian dan ketahanan masyarakat.
“Ekonomi perawatan mencakup semua bentuk pekerjaan perawatan, baik yang dibayar maupun tidak, yang mendukung kesejahteraan individu dan masyarakat. Ekonomi perawatan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan sosial-ekonomi di ASEAN. Oleh karena itu, kita harus memprioritaskan kebijakan yang mengakui dan mendukung sektor penting ini,” kata Menteri PPPA.
Menurutnya, di tingkat regional, ASEAN telah mengambil langkah signifikan untuk mempromosikan ekonomi perawatan dan ketahanan.
Baca Juga:
Terjangan Topan Super Yagi di Vietnam, 6 Orang Tewas akibat Tanah Longsor
Salah satunya dengan penyusunan Kerangka Pemulihan Komprehensif ASEAN/The ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) yang menekankan pentingnya perlindungan sosial, perawatan kesehatan, dan dukungan bagi kelompok rentan.
Selain itu, AMMW juga terus mengadvokasi kebijakan yang meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan dan memastikan partisipasi aktif perempuan dalam semua aspek masyarakat.
Lebih lanjut, dalam forum tersebut Menteri PPPA menyebutkan 3 (tiga) hal penting yang perlu dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN dalam memperkuat ekonomi perawatan dan ketahanan di ASEAN.
Pertama, pemerintah perlu membangun layanan perawatan berkualitas dan layanan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau, dan inklusif.
Hal ini dapat meringankan beban pekerjaan perawatan yang tidak dibayar sehingga memungkinkan lebih banyak perempuan yang dapat bergabung dalam angkatan kerja.
Menteri PPPA juga juga mendorong kebijakan yang menyediakan perlindungan sosial, kondisi kerja yang layak, dan upah yang adil bagi pekerja perawatan.
“Kita harus mempromosikan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan untuk memastikan distribusi perawatan yang adil,” ungkap Menteri PPPA.
Lebih lanjut, Menteri PPPA menggarisbawahi pentingnya memperkuat kerja sama regional dan berbagi praktik baik di antara negara anggota ASEAN untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan ekonomi perawatan yang efektif serta membangun wilayah yang tangguh dan inklusif dengan memprioritaskan kesejahteraan semua warga negara.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan komitmen seluruh perwakilan negara terhadap tujuan penting ini. Saya menantikan pandangan dan rekomendasi yang akan muncul dari diskusi kita hari ini. Bersama-sama, kita dapat membangun ASEAN yang lebih kuat, tangguh, dan inklusif,” tutup Menteri PPPA.
[Redaktur: Zahara Sitio]