WAHANANEWS.CO, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo, menilai lonjakan harga beras sebesar 1,8 persen disebabkan oleh buruknya manajemen distribusi pangan nasional.
Politikus dari Partai Golkar ini mengungkapkan bahwa hasil kunjungan kerja Komisi IV ke beberapa wilayah menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara data stok beras yang dilaporkan dan kondisi nyata di gudang-gudang Bulog.
Baca Juga:
Produksi Beras Meningkat, Bapanas Pastikan Petani Tetap Untung Lewat Harga Gabah Resmi
Firman menjelaskan bahwa dari total stok beras pemerintah yang diklaim mencapai 4,2 juta ton, hanya sekitar 2,8 juta ton yang merupakan hasil produksi domestik.
“Hanya 2,8 juta ton yang beras lokal, sisanya diimpor,” ujarnya dikutip dari RRI, Kamis (3/7/2025).
Ia juga menyoroti adanya beras yang sudah disimpan selama 8 hingga 12 bulan di gudang Bulog namun belum disalurkan.
Baca Juga:
Pemerintah Naikkan Harga Pembelian Gabah, Dampak Signifikan pada Pendapatan Petani Kotim
Kondisi tersebut menurutnya meningkatkan risiko beras rusak dan mendorong terjadinya lonjakan harga di pasar.
Lebih lanjut, Firman menyebut distribusi yang lamban dipicu oleh tumpang tindih dan birokrasi yang kompleks di antara kementerian terkait, yang saling menunggu arahan satu sama lain.
Akibatnya, kecepatan merespons fluktuasi harga menjadi sangat terbatas.