Buwas, yang
juga merupakan mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut,
mengungkapkan, kesalahan pada impor beras tahun 2018 dikarenakan rata-rata
jenisnya merupakan jenis beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat
Indonesia yang menyebabkan sulitnya penyaluran beras tersebut.
Bulog
menyebut, pihaknya perlu mencampur beras impor tersebut dengan beras
produksi dalam negeri agar bisa disalurkan ke masyarakat.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
Pada
Maret 2020, lanjut Buwas, beras impor tahun 2018 masih tersisa sekitar 900 ribu
ton.
Beras
tersebut kemudian digunakan untuk penyaluran bantuan sosial dari Kementerian
Sosial dan bantuan langsung dari Presiden kepada masyarakat dalam menanggulangi
dampak ekonomi akibat pandemi.
Namun, beras
tersebut hanya tersalurkan sekitar 450 ribu ton dari alokai sebanyak 900 ribu
ton.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Sisanya,
hingga kini sebanyak 275.811 ton beras impor tahun 2018 masih tersimpan di
gudang Bulog dengan 106.642 ton di antaranya sudah mengalami turun mutu.
Rencananya,
kata Buwas, beras sisa impor tahun 2018 tersebut akan diolah menjadi tepung
yang akan ditangani oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Namun,
menurutnya, Bulog sudah mendapatkan penugasan impor beras 1 juta ton kendati
sisa impor beras tahun 2018 belum diselesaikan.