WahanaNews.co | Pemerintah berniat menghapus sejumlah jenis bahan bakar minyak (BBM) dengan kadar oktan rendah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal melarang penjualan BBM dengan oktan rendah pada 31 Desember 2022 untuk menurunkan emisi karbon.
Bensin yang dipasarkan di dalam negeri juga mengacu kepada SK DJM Nomor 110.K/MG.01/DJM/2022 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 91 dan RON 95 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Baca Juga:
Bersama Timpora Kantor Imigrasi, Pemerintah Kota Bekasi Siap Awasi Pergerakan Warga Asing
Kemudian, SK DJM 0177.K/10/DJM.T/2018 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 98 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengungkapkan jika ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis BBM dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU dan atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
"Mulai 2023 hanya RON 90 ke atas yang boleh beredar. Intinya itu, di bawah itu mau 87, 88, 89 itu sudah nggak bisa beredar," kata dia Selasa (27/12/2022).
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Rahdi mengungkapkan memang BBM dengan oktan rendah harus dihapus karena mencemari lingkungan.
Apalagi oktan rendah itu juga bisa memicu moral hazard karena sebenarnya tak lagi dijual di pasar internasional dan di-blending.
"RON yang rendah itu akan mencemari lingkungan dalam jumlah besar. Apalagi masih ada subsidi dan import content, maka dengan dihapuskan ini bisa menghemat devisa," kata dia.
Menurut Fahmy, SPBU swasta yang memiliki BBM jenis RON 89 pasti akan menuruti pemerintah sesuai dengan aturan yang akan berlaku pada 1 Januari 2023.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan BBM dengan oktan yang rendah akan berbahaya untuk lingkungan.
"Makin rendah RON umumnya kandungan bahan yang berbahaya ke lingkungan semakin banyak," ujar dia.
BBM dengan oktan yang rendah ini antara lain adalah Premium yang biasa dijual di SPBU Pertamina. Namun, kini sudah tak lagi disalurkan.
Pabrikan Otomotif Ramah Lingkungan
Dalam pemberitaan detikcom edisi (18/9) Menteri ESDM Arifin Tasrif buka suara mengenai penghapusan BBM yang tak ramah lingkungan. Arifin menjelaskan, saat ini pabrikan otomotif sudah mempersyaratkan penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
"Karena memang gini ya yang namanya otomotif manufacturer sudah mempersyaratkan untuk kendaraan-kendaraannya itu harus menggunakan BBM yang ramah lingkungan," katanya. Jika tidak menggunakan BBM yang ramah lingkungan maka tidak mendapat jaminan dari pabrikan.
"Persyaratannya adalah kalau tidak menggunakan sesuai dengan spec jaminan dari pabrikannya nggak ada. Ini juga harus dipahami," ujarnya.
Pertamina kini sudah tidak menjual BBM dengan oktan rendah. Sejak 2021, Pertamina menjual BBM paling rendah RON 90 atau yang lebih dikenal dengan Pertalite.
Sementara itu, SPBU VIVO masih memiliki produk dengan RON89 atau REVVO 89. Pihak VIVO menyampaikan akan menghabiskan persediaan stok hingga akhir 2022.
"Untuk mematuhi kebijakan pemerintah, PT Vivo Energy Indonesia telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghabiskan persediaan Revvo 89 kami pada akhir tahun ini," tulis manajemen. [ast]