Selain itu, dari pantauannya, lahan yang dikelola sebagian besar berada pada kemiringan curam.
Jenis tanah yang dipakai bertani itu, menurut Yayat, tergolong sensitif erosi.
Baca Juga:
ITB Dirikan Kampus di PIK 2, Siap Luncurkan Fakultas AI dan Jurusan Masa Depan
Pengolahan lahan yang intensif dapat menyebabkan erosi berat.
Jika dibiarkan, kondisi itu akan menyebabkan tanah longsor.
“Dikhawatirkan bakal menimpa permukiman di bagian bawahnya,” kata dia.
Baca Juga:
Tragis, Mahasiswi FITB ITB Meninggal Dunia Usai Tertabrak Truk Tronton
Mulai 1999, Yayat mengenalkan program wanatani (agroforestry).
Metodenya yaitu petani mengelola tanaman semusim dengan tanaman tahunan atau pohon.
Petani yang menanam tembakau, sayuran seperti kacang tanah, kol, dan tomat, diajak menanam pepohonan.