Mengingat, masyarakat masih punya opsi BBM yang sesuai dengan kantongnya di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Pertamax memang layak dinaikkan harganya, mengingat konsumennnya kebanyakan dari kalangan menengah atas," lanjut Josua.
Baca Juga:
Harga Pertamax di Solo Naik, Ojol Pindah ke Pertalite
Pakar Ekonomi Energi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran, Yayan Satyaki, menilai potensi pergeseran pengguna Pertamax ke Pertalite cukup tinggi.
Sehingga, ia menyarankan adanya pembatasan jumlah kuota Pertalite di daerah yang pendapatan per kapitanya tinggi.
"Misal Pertalite dijual melimpah di wilayah pedesaan, sementara kawasan perkotaan semuanya Pertamax," kata Yayan secara terpisah.
Baca Juga:
Mengeluh Harga Pertamax Naik Sebesar Rp 3.500, Pengguna Motor dan Mobil: Kecuali UMR Dinaikkan
Apabila Pertalite dijual di wilayah perkotaan, Yayan menyarankan agar pembelinya dibatasi hanya untuk kendaraan berpelat kuning alias transportasi umum.
Dengan begitu, Pertalite tetap ada di perkotaan dan peruntukkannya bisa lebih efektif.
"Kuotanya dibatasi untuk transportasi publik saja," ungkapnya.