Surat tersebut berisi pemutusan kerja atas permintaan mereka. "Kami diminta untuk merubah isi surat tersebut sesuai kesepakatan bersama," ungkapnya. "Kami sempat berdebat dengan pihak Brisk."
Setelah pulang dari kerja, Asep sering berdiskusi dengan rekan-rekannya yang juga mengikuti program Ferienjob. Mereka bertanya-tanya mengapa mereka bisa ditempatkan di tempat tersebut.
Baca Juga:
Dominasi China Berakhir, AS Kini Mitra Dagang Terbesar Jerman
"Bagaimana kita bisa ditempatkan di tempat seperti ini?" ujarnya, mengingat masa-masa sulit mereka di Jerman. "Tapi, kita hanya bisa pasrah," tambah kakak dari dua bersaudara itu.
Kemudian, Asep kembali ke apartemennya. Keesokan harinya, dia meninggalkan Monteurwohnung dan mencari tempat tinggal lain. Dia akhirnya tiba di apartemen temannya di Munchener Str. 128, Findorf, Bremen.
Selama sebulan terakhir, dia tidak memiliki pekerjaan. "Jika tidak ada teman, mungkin saya akan menjadi gelandangan di Jerman," kata mahasiswa program Ferienjob itu.
Baca Juga:
Bom Nuklir Terbaru AS B61-12 di Tangan Jerman, NATO Siap Cegah Ancaman Rusia
Asep bahkan merasa menyesal telah melakukan perjalanan ke Jerman.
Bukannya untung, menurut Asep, selama di mengikuti magang ferienjob Jerman ia justru menghabiskan uang hingga Rp 50 juta.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.