Anita juga harus mengemas barang-barang yang memiliki bobot puluhan kilogram, seperti pasir kucing, pasir anjing, dan bahkan barang-barang berbahan besi.
Barang-barang tersebut harus diangkut ke lantai satu, lantai dua, dan lantai tiga dengan menggunakan troli melalui lift.
Baca Juga:
Dominasi China Berakhir, AS Kini Mitra Dagang Terbesar Jerman
Para karyawan harus naik turun tangga secara manual untuk mengambil barang-barang tersebut, kemudian membaginya ke tempat packing.
"Kami harus naik turun tangga, itulah yang membuat kami merasa lelah," katanya.
Selama bekerja di ID Logistic, Anita merasa lelah setiap hari. Punggung dan betisnya sering pegal karena kurangnya waktu istirahat.
Baca Juga:
Bom Nuklir Terbaru AS B61-12 di Tangan Jerman, NATO Siap Cegah Ancaman Rusia
Anita mengatakan orang tuanya tak tahu betapa berat jenis pekerjaannya di Jerman. “Aku cerita, tapi enggak cerita yang sengsara di Jerman,” tutur dia.
Mahasiswa peserta ferienjob asal kampus kesehatan di Sumatera Utara itu mengakui bahwa program yang menyeretnya ke Jerman membuat dia sempat stres.
Gangguan itu muncul saat hampir sebulan di Jerman ia tak kunjung bekerja. Selain memikirkan kapan diterima di perusahaan, isu pemutusan hubungan kerja atau PHK menjadi penyebab psikisnya terusik. “Sakit mental aja gitu,” ujarnya.