Metode kedua mendapatkan data melibatkan perusahaan bernama
X-Mode. Perusahaan ini memperoleh data lokasi langsung dari aplikasi kemudian
menjual data tersebut ke kontraktor, dan dengan ekstensi ke militer AS.
Sebagai imbalannya, X-Mode membayar biaya kepada pengembang
aplikasi berdasarkan jumlah pengguna yang dimiliki. Misalnya, sebuah aplikasi
dengan 50.000 pengguna aktif harian di AS akan menghasilkan pengembang USD
1.500 sebulan.
Baca Juga:
Pemkab Nias Barat akan Orbitkan "SINAR" untuk Permudah Akses Layanan Kesehatan bagi Masyarakat
Nah dalam laporan Motherboard menemukan bahwa aplikasi
Muslim Pro paling banyak mengirim data penggunanya ke X-Mode. Untuk diketahui
Muslim Pro menjadi salah satu aplikasi populer yang banyak digunakan umat Islam
di seluruh dunia.
Tercatat aplikasi yang menampilkan jadwal sholat dan
petunjuk arah kiblat ini telah diunduh lebih dari 50 juta kali di Android. Bila
digabungkan dengan iOS dan platform lain total lebih dari 98 juta pengunduhan.
Pantauan Motherboard, baik Muslim Pro versi Android maupun
iOS sama-sama mengirimkan data lokasi ke X-Mode. Tidak hanya itu, data nama
jaringan, stempel waktu, model ponsel yang digunakan turut pula disetorkan.
Baca Juga:
15 Aplikasi Ini Bisa Kuras M-Banking Kamu, Apakah Kamu Pernah Download?
Terkait laporan Vice Motherboard tersebut, Muslim Pro telah
membantah bahwa informasi tersebut tidak benar. Muslim Pro menyatakan akan
mengakhiri kerja sama dengan X-Mode. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.