WahanaNews.co | Fajar Sidik Napu, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Gorontalo, tak memendam dendam kepada Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Dirinya menganggap kemarahan Mensos Risma kepadanya adalah bentuk perhatian seorang ibu kepada anaknya.
Baca Juga:
Mensos Risma Dapat Pujian dari Profesor Asien-Afrika Institut di Universität Hamburg Jerman
“Saya tidak mungkin memarahi orangtua sendiri, karena bagi saya itu bagian dari pendidikan ke kami,” kata Fajar Sidik Napu, Minggu (3/10/2021).
Soal Nama Calon Penerima PKH
Baca Juga:
Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Forum Infrastruktur OECD Terkait Orientasi Pembangunan Infrastruktur Bencana
Fajar lalu menjelaskan, saat itu ia meneruskan pertanyaan seorang kepala desa yang mengatakan ada 26 nama penerima PKH yang belum menerima uang.
Nama-nama tersebut, kata Fajar, belum masuk di daftar Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang menjadi domain Kementerian Sosial.
“Berikutnya saya jelaskan karena saat ini sedang terjadi proses pemadanan data sehingga terindikasi KPM ini dinonaktifkan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” ujar Fajarnya.
Setelah mendengar penjelasan Fajar itu, Mensos Risma langsung meminta stafnya untuk melakukan pengecekan, dan ternyata datanya ada.
Sementara pihak bank yang bertugas mencairkan dana menyebut data yang diungkapkan Fajar sedang dalam proses transaksi.
“Pihak bank menyampaikan sudah dalam proses transaksi. Mendengar hal itu, Ibu Menteri langsung berdiri ke arah saya. Padahal, maksud pihak bank itu, yang sudah transaksi itu untuk program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), bukan penerima PKH yang Ibu Menteri maksudkan,” tutur Fajar.
Waktu itu, kata Fajar, dirinya sudah menjelaskan kepada Menteri Sosial bahwa daftar 26 nama tersebut masih ada di aplikasi e-PKH.
Sebagian besar dari daftar nama tersebut merupakan penerima perluasan (PKH penambahan) tahun 2021.
“Nama yang belum masuk uangnya itu, PKH perluasan yang pendataannya dilakukan bulan Januari dan pengaktifannya antara bulan Juni dan Juli 2021,” jelas Fajar.
Jadi Sorotan Gubernur Gorontalo
Sementara itu, menurut Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, sikap Mensos Risma kepada Fajar terlalu berlebihan.
Bahkan, kata Rusli, Mensos Risma telah memberi contoh buruk bagaimana seorang pejabat negara bersikap.
“Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Itu contoh yang tidak baik,” kata Rusli Habibie kepada sejumlah wartawan, Jumat (1/10/2021). [qnt]