Suleman Bouti melihat agenda validasi data di Gorontalo memang harus ada tangan besi yang membongkarnya.
“Biarkan Bu Risma dengan gaya marah-marahnya, kita ambil positifnya bahwa orang Gorontalo terbuka untuk dimarahi kalau salah. Orang Gorontalo merasa berterima kasih kepada yang datang marah-marah asal untuk kebaikan,” tutur Suleman Bouti.
Baca Juga:
Mensos Risma Dapat Pujian dari Profesor Asien-Afrika Institut di Universität Hamburg Jerman
Ia melihat dalam kasus kemarahan Menteri Sosial menunjukkan ada kesalahan dalam bekerja maka orang Gorontalo siap untuk dimarahi.
Lain halnya kalau sudah bekerja benar dan dimarahi, maka orang Gorontalo akan kembali kepada nilai utama yang dijunjung, yakni kebaikan.
Banyak orang Gorontalo yang memprotes pemimpinnya di kala nilai kebenaran yang menjadi amanah seorang khalifah diragukan implementasinya oleh seorang khalifah.
Baca Juga:
Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Forum Infrastruktur OECD Terkait Orientasi Pembangunan Infrastruktur Bencana
Menurut Suleman Bouti, olongiya lo lipu (pemimpin negeri) itu nilai utamanya adalah kebaikan.
Bila terjadi ketidakbaikan maka orangnya yang diganti dengan yang lain demi menjaga kebaikan.
Kebaikan harus dijaga dan dipertahankan dengan cara apapun, beserta petugas olongiya yang menjadi pelaksananya.