Warganet lain, Dawin Azis Punjala, menuliskan pada kolom komentar di Facebook saat menanggapi unggahan Ismail Giu, “semoga jadi pelajaran buat terkhusus ibu Risma, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”
Baca Juga:
Mensos Risma Dapat Pujian dari Profesor Asien-Afrika Institut di Universität Hamburg Jerman
Kata Budayawan
Suleman Bouti, seorang budayawan yang juga pengajar di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo, menanggapi kemarahan Menteri Sosial ini dengan sikap yang moderat.
Menurutnya, orang Gorontalo seharusnya merasa berterima kasih kepada yang datang marah-marah sekalipun, kalau (kemarahan) itu untuk kebaikan masyarakat.
Baca Juga:
Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Forum Infrastruktur OECD Terkait Orientasi Pembangunan Infrastruktur Bencana
“Kan cuma marah, abis marah segera perbaiki data, dan jangan ulangi lagi. Ini yang namanya loiya lo tauwa, tauwa lo loiya (yang menjadi keputusan dan langkah para petinggi adalah hal yang harus dipatuhi masyarakat) karena tauwa (pemimpin) Gorontalo adalah kebenaran dan kebaikan,” kata Suleman Bouti.
Orang Gorontalo percaya bahwa pemimpin itu mengemban amanah kebaikan sehingga rakyat memegang nilai istilah loiya lo tauwa, tauwa lo loiya.
Ia menjelaskan, jika masalah data PKH dibiarkan oleh seorang menteri, ini akan menjadi masalah yang berlarut-larut dan merugikan banyak orang.