WahanaNews.co | Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Riau menyebutkan terjadi penurunan produksi migas di daerah yang kerap disebut Bumi Melayu Lancang Kuning itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Energi dan Energi Terbarukan, Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Riau Baharufahmi.
Baca Juga:
Irjen Pol Sumadi Kembali Bawa Pulang Piala Bergilir Turnamen Golf Gatrik IKAPELEB KESDM 2024
Baharufahmi menjelaskan, kondisi di lapangan yang menunjukkan penurunan produksi migas itu mendorong diperlukan cadangan gas yang baru melalui rangkaian studi dan kegiatan pengembangan di lapangan.
Saat ini, kata Baharufahmi, Riau masih bergantung dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas selain menjadi sumber pendapatan daerah, tetapi juga menjadi motor penggerak perekonomian daerah.
60 Persen sumur gas nasional ada di Riau
Baca Juga:
Daftar Lengkap Pemenang Turnamen Golf Piala Bergilir Gatrik 2024 IKAPELEB KESDM
Berdasarkan penyampaian rencana kerja tahun 2022, dari total 890 sumur-sumur gas nasional, 540 sumur atau 60 persennya di antaranya berada di Provinsi Riau.
"Ditambah lagi dengan studi seismik yang dilakukan oleh K3S khususnya Pertamina Hulu Rokan ini bertujuan meningkatkan target atau mempertahankan capaian produksi atau lifting migas di Indonesia," katanya di sela-sela Seminar Nasional Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengda Riau di Pekanbaru, Sabtu (10/12/2022).
Ia memaparkan saat ini di Provinsi Riau terdapat 11 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang produktif memproduksi 182.000 barel minyak dan menghasilkan 90 juta gas Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCF).