WahanaNews.co | Polisi mengatakan satu anggota tim medis festival Berdendang Bergoyang menangani puluhan korban luka dan pingsan akibat kerumunan saat acara berlangsung.
Menurut keterangan tiga anggota tim medis yang diperiksa sebagai saksi, mereka menangani 25 sampai 30 orang.
Baca Juga:
Pengunjung Mencapai 80 Ribu Orang, Festival Bunga dan Buah Tahun 2024 Resmi Ditutup
"Dari tiga orang rata-rata dia menangani 25 sampai 30 orang," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat dihubungi, Selasa (1/11).
Komarudin menuturkan banyak korban pingsan yang berjatuhan saat festival Berdendang Bergoyang tidak tercatat.
Tim medis acara hanya mencatat ada 27 penonton pingsan, tetapi polisi memperkirakan korban lebih dari 50 orang.
Baca Juga:
Menjelang Hari H Festival Bunga dan Buah, Bupati Karo Bersama OPD Tinjau Lokasi
"Sempat tercatat 27 orang di tenda itu. Yang tidak tercatat cukup banyak," ucapnya.
Sejauh ini, penyidik Polres Metro Jakarta Pusat telah memeriksa enam orang panitia untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Hari ini polisi juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap tiga hingga empat saksi dari pihak panitia.
"Kita masih mengumpulkan fakta-fakta bukti di lapangan sehingga bisa kita jadikan pembelajaran untuk para EO lain agar dalam menyelenggarakan event harus memikirkan pelbagai aspek dan tidak menganggap remeh pelbagai faktor keselamatan," tuturnya.
Sebagai informasi, festival musik Berdendang Bergoyang dijadwalkan digelar selama tiga hari di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.
Namun, pada Sabtu (29/10) atau pada hari kedua, acara dihentikan setelah polisi mencabut izin penyelenggaraan karena alasan potensi gangguan ancaman terhadap keselamatan penonton.
Polisi mengungkapkan jumlah penonton acara tersebut mencapai 21ribu orang. Padahal, kapasitas Istora Senayan hanya sekitar 10ribu orang.
Polisi mendalami dugaan pelanggaran Pasal 360 KUHP oleh panitia penyelenggara festival musik Berdendang Bergoyang. [tum]