WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa rencana pendirian Family Office atau Wealth Management Consulting (WMC) akan tetap dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, proyek strategis ini sedang digenjot agar bisa tuntas dan mulai dijalankan dalam tahun 2025.
Baca Juga:
Luhut Bongkar Rencana UEA Bangun Resort di Pulau Sengketa Sumut-Aceh
"Saya kira masih berjalan, kita lagi kejar terus. Kita harap bisa segera diputuskan Presiden," ujar Luhut ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Senin (28/7/2025).
Family Office adalah konsep pengelolaan kekayaan untuk investor kelas atas atau ultra high-net-worth individuals (UHNWI).
Melalui skema ini, Indonesia menargetkan dana dari investor global untuk masuk ke dalam negeri.
Baca Juga:
Ekspor Kemenyan Tembus Rp847 M, Luhut Dorong Hilirisasi Komunitas
Inisiatif ini semula direncanakan meluncur sejak Februari 2025, tetapi masih berada dalam tahap penyusunan akhir.
Luhut menyebut proyek ini telah memasuki tahap finalisasi.
Pemerintah juga menjalin komunikasi dengan sejumlah tokoh global, salah satunya Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, yang dikenal sebagai hedge fund terbesar di dunia.
"Ya kita harap tahun ini harus bisa," ujarnya penuh optimisme.
Ide pembentukan Family Office ini pertama kali diungkapkan Luhut pada Mei 2024 saat masih berada di pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Setelah kepemimpinan berganti ke Presiden Prabowo, rencana tersebut tetap mendapat dukungan penuh dan terus digarap sepanjang masa transisi.
Pada awal 2025, Luhut menyampaikan bahwa Prabowo telah menyetujui inisiatif ini.
Bahkan, dia sempat mengusulkan agar program segera dijalankan per Februari 2025, dengan pertimbangan kajian teknis sudah cukup matang.
"Kita mau cepat. Kalau saya ketemu Presiden, kalau saya boleh usul, bulan depan boleh kita jadikan. Kita sudah lama studi kok," ucap Luhut saat itu.
Lalu pada Maret 2025, Luhut bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kembali meninjau kelanjutan program tersebut.
Luhut menjelaskan bahwa selama enam bulan terakhir, berbagai persiapan sudah dilakukan, termasuk meminta saran dari tokoh dunia seperti Ray Dalio.
"Sebenarnya kita sudah ngerjakan enam bulan. Jadi kita minta terakhir juga masukan-masukan dari bakal pelaku-pelaku, jadi seperti Ray Dalio sendiri kami minta feedback dari dia," kata Luhut di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (12/3/2025).
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antarlembaga, terutama dengan Kementerian Keuangan, agar eksekusi proyek ini berjalan optimal.
Meski sempat muncul keraguan dari Kemenkeu soal urgensi program, Luhut berharap seluruh kementerian bisa mendukung penuh strategi tersebut.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]