WahanaNews.co | Ketua
Komisi X DPR RI Syaiful Huda merespons amuk Gubernur Lampung Arinal Djunaidi
yang menantang Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim, sampai bawa-bawa frasa nenek
moyang terkait persoalan pembelajaran tatap muka (PTM).
Baca Juga:
Soroti Mahalnya UKT, Komisi X ke Kemendikbudristek: Orang Miskin Tak Boleh Kuliah?
Syaiful menyebut persoalan tersebut terjadi karena
miskomunikasi antara pemda dan Mendikbud Nadiem Makarim.
Awalnya Syaiful menjelaskan akar persoalan sampai akhirnya
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menantang Nadiem Makarim. Dia menyebut ini
dikarenakan keluhan dan permintaan tolong Nadiem Makarim ke DPR RI terkait
sekolah tatap muka.
"Catatan saya begini, pertama, Mas Nadiem memang nggak
cukup mengeluh di DPR RI, dan itu saya sampaikan memang, jadi meminta tolong ke
kami di Komisi X nggak cukup memang," kata Syaiful saat dihubungi, Jumat
(27/8/2021).
Baca Juga:
Komisi X DPR RI Pertanyakan Nominal Bayar UKT Para Calon Mahasiswa di Perguruan Negeri
Syaiful menyebut sebetulnya pihak Komisi X sudah meminta
Nadiem mengkomunikasikan persoalan itu langsung kepada pemda terkait, khususnya
12 pemda yang PPKM-nya sudah turun ke level 3. Menurutnya, memang ada beberapa
pemda yang belum berani membuka sekolah tatap muka.
"Lebih dari itu, kita dorong, kita minta Kemendikbud
langsung komunikasi dengan berbagai pemda, termasuk 12 pemda, baik provinsi
maupun kabupaten/kota, yang belum berani memberikan izin pembelajaran tatap
muka gitu. Jadi harus on call gitu. Kalau perlu, Mas Nadiem on the spot,
misalnya ke Jawa Tengah, ke Mas Ganjar, karena Mas Ganjar juga belum. Terus ke
beberapa kabupaten, ke Lampung juga sama," ucapnya.
Politikus PKB ini menyebut memang belum ada upaya proaktif
dari Kemendikbud untuk mengkoordinasikan dan melakukan mitigasi terkait
persoalan ini. Dia pun menilai akar persoalan ini adalah tidak adanya
koordinasi antara Nadiem dan pemda, khususnya Gubernur Lampung, sehingga
terjadilah perdebatan tersebut.