"Dengan fluktuasi itu, kita lihat gap antara harga antara Pertalite dan harga keekonomian dan harga Solar, lalu LPG, harga keekonomiannya makin ke sini, makin bengkak," lanjutnya.
Sebagai antisipasi harga minyak ini terus melambung, maka pemerintah pun menurutnya sudah melakukan kajian, termasuk rencana kenaikan harga BBM dan LPG subsidi tabung 3 kg.
Baca Juga:
Tren Bullish Harga CPO Dinilai Bakal Terus Berlanjut
Kalaupun harus menaikkan harga BBM dan LPG ini, menurutnya pemerintah juga menghitung besaran bantalan sosial untuk mengurangi beban masyarakat atas kenaikan harga produk energi tersebut.
Menurutnya, kajian ini dilakukan bersama-sama antar kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Pertamina.
"Kalau harga dinaikkan, bantalan sosial itu berapa yang harus disiapkan. Sedangkan BUMN harus memastikan BUMN mampu melakukan pembelian BBM. Ini yang kita kerjakan, exercise kira-kira yang pas kapan (menaikkan harga)," tuturnya.
Baca Juga:
Dalam Sepekan, Harga Minyak Sawit Melonjak 3 Persen
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut dalam jangka pendek, pemerintah berencana untuk melakukan penyesuaian formula Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi tabung 3 kg, menerapkan penyesuaian tarif listrik untuk golongan pelanggan non subsidi (tariff adjustment), serta dalam jangka menengah akan melakukan penyesuaian harga jual eceran LPG dan juga bensin Pertalite (RON 90) dan Solar.
Arifin mengatakan, pemerintah dalam jangka menengah akan melakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, serta LPG 3 kg sebagai respons atas lonjakan harga minyak dunia dan harga LPG internasional.
"Strategi menghadapi dampak kenaikan harga minyak dunia, untuk jangka menengah.. akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti Bahan Bakar Gas (BBG), bioethanol, bio CNG, dan lainnya," ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/04/2022).