WahanaNews.co | Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei yang dilaksanakannya yang mencakup tingkat kepercayaan masyarakat terhadap 12 institusi di Indonesia.
Dari 12 institusi yang masuk dalam daftar, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menempati posisi tertinggi tingkat kepercayaan publik sebesar 93 persen.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
"TNI di masa-masa awal termasuk terkena dampak reformasi karena dianggap rezim orde baru trust publik saat itu tidak tinggi," ujar Direktur Eksekutif Indikator, Burhanudin Muhtadi, dalam rilis survei, Minggu (4/3/2022).
"TNI ini baru tahun 2010 ke atas yang kita punya data yang menunjukan trust-nya paling tinggi. Jadi the most trusted institution di Indonesia itu TNI," ucap dia.
Burhanudin menilai, selama 12 tahun TNI mampu mengubah persepsi institusinya yang lekat dengan rezim orde baru.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Salah satu yang bikin TNI berubah, yakni menjaga jarak dari politik praktis.
"Kalau kita lihat awal-awal reformasi kan orang suka menyalahkan TNI sebagai bagian dari pihak yang bertanggung jawab atas 32 tahun masa pemerintahan otoritariat Soeharto," ucap Burhanudin.
"Tapi 12-an tahun terakhir ini, orang sudah mulai menganggap beda dengan sebelumnya, menarik jarak dengan politik praktis jadi profesionalisme," ujar dia.
Adapaun tingkat kepercayaan TNI disusul oleh tingkat kepercayaan terhadap institusi berikut ini:
- Presiden (85 persen);
- Mahkamah Agung (79 persen);
- Mahkamah Konstitusi (78 persen);
- Polri (76 persen);
- Pengadilan (74 persen);
- KPK dan Kejaksaan (74 persen);
- MPR (67 persen);
- DPD (65 persen);
- DPR (61 persen);
- Partai Politik (54 persen).
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang.
Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar +- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. [gun]