Oleh JAYA SUPRANA
Baca Juga:
Soal Bom Makassar Cuma Pengalihan Isu, Ini Kata Direktur CIIA
SAYA pribadi bukan korban bom bunuh
diri, namun lubuk sanubari saya ikut terkoyak-koyak pada saat
berbelarasa terhadap para sanak-keluarga yang menjadi korban luka apalagi
korban nyawa akibat bom bunuh diri.
Kekerasan
merupakan angkara murka.
Baca Juga:
Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Akrab dengan Warga dan Sabar
Apalagi
kekerasan dalam bentuk pembunuhan sesama manusia.
Apalagi
bom bunuh diri yang bahkan dilakukan tanpa kebencian terhadap para korban yang
malah sama sekali tidak dikenal oleh pelaku bom bunuh diri.
Apalagi
bom bunuh diri yang diledakkan di rumah ibadah jelas tidak dibenarkan oleh
agama apa pun.
Perilaku
meledakkan bom bunuh diri dengan alasan agama jelas tidak dapat dibenarkan oleh
agama.
Bom
bunuh diri juga tidak dapat dibenarkan secara hukum, etika, moral serta hak
asasi manusia.
Sanak
keluarga Bom bunuh diri mustahil dibenarkan oleh sanak keluarga yang
ditinggalkan oleh para korban mau pun pelaku bom bunuh diri.
Tidak
ada insan manusia yang ikhlas sanak-keluarganya menjadi korban angkara murka
bom bunuh diri.
Apabila
alasan bom bunuh diri adalah menuntut keadilan, silakan tuntut keadilan ke
lembaga pengadilan dan peradilan di Indonesia sebagai negara hukum.
Apabila
kesulitan menempuh proses pengadilan dan peradilan silakan hubungi para pejuang
keadilan di Lembaga Bantuan Hukum yang siap membantu para warga Indonesia
memperoleh keadilan.
Makin
nahas bahwa para pelaku bom bunuh diri lazimnya tidak atas kehendak diri
sendiri namun atas kehendak pihak tertentu yang menghendaki bom bunuh diri
sebagai alat memperoleh keadilan atau bahkan hanya untuk merebut kekuasaan.
Lazimnya
pihak tertentu yang menghendaki bom bunuh diri tidak ingin melakukannya sendiri
namun mempengaruhi orang lain dengan iming-iming serba surgawi untuk melakukan
angkara murka bom bunuh diri.
Jelas
bahwa perilaku mempengaruhi orang lain melakukan perilaku yang dirinya sendiri
tidak berani melakukannya bukan merupakan perilaku terpuji.
Permohonan
Maka
dengan penuh kerendahan hati saya memohon sesama manusia dan sesama warga
Indonesia yang setuju perilaku bom bunuh diri berkenan sejenak berbelarasa
terhadap sesama manusia dan sesama warga Indonesia yang kebetulan
sanak-keluarga korban luka dan/atau nyawa akibat bom bunuh diri.
Insya
Allah, atas belarasa tersebut mereka yang setuju bom bunuh diri berkenan
menaklukkan hawa nafsu diri sendiri masing-masing demi menghentikan angkara
murka bom bunuh diri yang jelas tidak sesuai dengan makna adiluhur yang
terkandung pada Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta tidak sesuai kearifan
ajaran kasih sayang agama yang memuliakan Yang Maha Kasih. (Jaya Suprana, Pendiri Sanggar
Pembelajaran Kemanusiaan)-qnt
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan
Angkara Murka Bom Bunuh Diri", lihat untuk baca: www.kompas.com/tren/read/2021/03/29/124647465/hentikan-angkara-murka-bom-bunuh-diri