WahanaNews.co | Pada tahun 2045 nanti, Indonesia bakal memasuki usia 100 tahun sejak memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Pada saat yang sama juga Indonesia mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia produktif lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang tidak produktif.
Baca Juga:
Kadin: Pemimpin Solo Masa Depan Harus Pahami Masalah untuk Kesejahteraan Masyarakat
Momentum Indonesia menjadi tuan rumah dari presidensi G20 merupakan salah satu langkah menuju Indonesia Emas 2045, sekaligus langkah awal dari proses transformasi digital ekonomi Indonesia.
“Ekonomi digital menyumbang 15,5% produk domestik global, ini membuka peluang bagi masyarakat kecil menjadi bagian dari rantai pasok global,” ujar Presiden RI Jokowi dalam pembukaan sesi ketiga KTT G20 hari kedua.
Dengan jumlah penduduk 273 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan jika literasi digital dapat diresap dengan baik oleh masyarakat luas, dan mereka dapat berpatisipasi dalam ekonomi di masa mendatang.
Baca Juga:
Pramuka Sergai Siap Hadapi Tantangan Zaman, Bupati Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter
Ekonomi digital domestik Indonesia sendiri saat ini menjadi yang tertinggi di wilayah ASEAN bernilai lebih dari 70 miliar USD. Perkembangan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan tumbuh mencapai 30% atau setara dengan USD360 miliar dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional 2030 nanti.
“Pada 2030 size-nya sekitar USD360 miliar untuk ekonomi keuangan digital. Kalau kita lihat PDB kita sekarang sekitar USD1 triliun, artinya sudah 30 persen lebih ekonomi kitabased-onekonomi keuangan digital,” ujar Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti.
Perkembangan ekonomi di Indonesia memiliki keunikan atau ciri khasnya sendiri, seperti peranan dari UMKM yang sangat penting dan tidak dapat dimungkiri.