Pada tingkat komunitas, kolaborasi itu diimplementasikan melalui berbagai bentuk, seperti Taruna Siaga Bencana dan Desa Tangguh Bencana.
Termasuk berbagai bentuk kearifan lokal seperti di Bali dengan filosofi Tri Hita Karana, yang berarti keseimbangan hubungan antara manusia, tuhan dan alam.
Baca Juga:
Banjir Rob Parah di Labuhanbatu Utara: Ribuan Rumah dan Lahan Terendam
"Salah satunya seperti ada yang di Bali ini. Tuan rumah GPDRR memiliki Filosofi Tri Hita Karana, atau keseimbangan antara hubungan manusia, Tuhan dengan alam," jelasnya.
Untuk itu, Indonesia akan sangat terbuka untuk berbagi pengalaman penanganan kebencanaan dengan negara-negara lain.
Sebagaimana Indonesia sangat terbuka dengan pelajaran-pelajaran kebencanaan dari negara lain, khususnya dalam Pertemuan ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Resiko Bencana (GPDRR) 2022 di Bali.
Baca Juga:
Mengungkap Rahasia Alam: Gempa Bumi Ternyata Kunci Pembentukan Bongkahan Emas
Sebagai informasi, GPDRR ini merupakan forum internasional untuk melakukan pembahasan dan diskusi terkait langkah antisipasi, pengurangan risiko, dan solusi untuk menangani bencana dalam skala dunia. Forum ini digelar tiap 3 tahun sekali ini oleh PBB.
Adapun Indonesia menjadi tuan rumah dalam pelaksanaannya yang ke 7 kalinya. GPDRR berlangsung di Bali pada 23-28 Mei 2022 dan dihadiri lebih dari 7.000 peserta secara online dan offline dari 193 negara. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.