Hal itu termasuk potensi dari pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), kendaraan listrik, industri baterai, dan bioenergi.
"Terus mendorong kebijakan fiskal dan investasi agar menyasar sektor-sektor yang mendukung ekonomi hijau. Termasuk riset energi bersih, kawasan industri rendah karbon, dan penyediaan green financing," lanjutnya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Peringatkan Pelaku Kelangkaan Barang Pokok Terancam Penjara dan Denda
Ia juga menyoroti pentingnya penataan ulang tata kelola ekonomi karbon di Indonesia yang saat ini melibatkan banyak kementerian dan lembaga.
Eddy menilai perlu dibentuk sebuah lembaga khusus yang dapat mengintegrasikan kebijakan lintas sektor secara efisien.
"Oleh karena itu, kami mendorong dibentuknya Badan Ekonomi Karbon dan Penanganan Krisis Iklim. Guna melaksanakan integrasi kebijakan lintas sektor menuju transisi rendah emisi," pungkas Eddy.
Baca Juga:
Lestari Moerdijat Ajak Perempuan Bersatu Hadapi Tantangan Ketimpangan
Ia mengingatkan bahwa ketidaksiapan dalam menjalankan transisi energi akan membuat Indonesia tertinggal dan kehilangan momentum ekonomi.
Padahal, banyak investor yang menanti kepastian ketersediaan energi hijau sebagai syarat investasi.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.