"Ditemukannya varian Omicron di Indonesia harus membuat kita semakin segera untuk mendapatkan perlindungan penuh, yaitu dengan dua kali vaksinasi. Bagi yang belum menerima vaksin dua dosis, jangan ditunda, apalagi tidak dilanjutkan sama sekali," ujarnya.
Lebih lanjut, Reisa menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyiapkan kebijakan dan pelaksanaan terkait vaksin booster apabila memang disarankan oleh para ahli, serta jika capaian program vaksinasi dosis lengkap sudah tinggi, yaitu diatas 70 persen.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Dia menegaskan, pemerintah selalu bekerja keras menyediakan suplai vaksin demi mempercepat capaian target. supaya target memvaksinasi semua sasaran vaksinasinya segera tercapai.
Antara lain, melalui kerja sama multilateral COVAX Facility, di mana Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi salah satu ketuanya, memimpin 92 kelompok negara berkembang yang masuk dalam COVAX Advance Market Commitment 92.
Selain itu, lanjut Reisa, semangat bangsa Indonesia untuk divaksinasi Covid-19 juga mendapatkan apresiasi dari organisasi besar seperti Bank Dunia, juga dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengundang Presiden Joko Widodo ke pertemuan khusus COVID-19 Summit pada September lalu.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
World Bank menyebut, 'the power of partnership' atau gotong royong di Indonesia yang menyebabkan semua yang dianggap mustahil bisa jadi kenyataan.
Sementara terkait jumlah vaksin yang telah diterima Indonesia, Reisa menyatakan bahwa vaksin datang hampir tiap hari. Sampai saat ini, Indonesia telah menerima lebih dari sekitar 418 juta dosis vaksin baik dalam bentuk jadi dan bahan baku.
Tahun ini, pemerintah menyediakan paling tidak 7 jenis vaksin, di mana Badan POM sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk 11 jenis vaksin Covid-19.