WahanaNews.co | Investigasi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mulai dilakukan.
Ketua Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, mengatakan, data dari radar (ADS-B) dan Perum
LPPNPI (Airnav Indonesia) sudah dikumpulkan.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Diketahui, pesawat
terbang pukul 14.36 WIB menuju arah barat laut.
Pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai
ketingian 10.900 kaki, dan mulai turun hingga ketinggian 250
kaki.
Artinya, pesawat
diyakini tidak meledak sebelum jatuh ke air.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
"Terekamnya data sampai dengan
250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu
mengirim data. Dari data ini, kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi
hidup sebelum pesawat membentur air," ujar Soerjanto, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/11/2020).
Soerjanto menuturkan, berdasarkan data
yang diperoleh KNKT dan KRI Rigel, sebaran wreckage (reruntuhan) memiliki besaran dengan
lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.
''Luas sebaran ini konsisten dengan
dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," tutur
Soerjanto.