WahanaNews.co | Usai menyerahkan hasil audit investigasi ke Kejaksaan Agung (Kejagung), Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara soal adanya dugaan korupsi di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Ia mensinyalir maskapai BUMN tersebut terlalu banyak menggunakan jenis pesawat, sehingga biaya operasional jadi lebih mahal.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
"Setelah kita dalami juga, banyak pembelian ini hanya beli pesawat. Bukan justru rutenya yang dipetakan, pesawatnya apa. Jadi, pesawatnya dulu, baru rutenya," tuturnya dilansir dari media sosial Instagram Erick, Kamis (13/1).
Garuda Indonesia, kata Erick, memiliki 32 lessor. Sedangkan, maskapai lain hanya 4-5 lessor. Dari sisi jenisnya, Garuda memiliki 13 jenis pesawat, sedangkan maskapai lainnya hanya 3-4 jenis saja.
Tak heran, porsi biaya kontrak lessor Garuda Indonesia mencapai 28 persen dari pendapatan perusahaan. Sementara, maskapai lain 3,5 kali lipat lebih murah dari yang dibayarkan Garuda kepada lessor.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Inilah yang membuat Garuda membayar operasional lebih mahal, tidak efisien. "Garuda (beban sewa pesawatnya) 28 persen. Maskapai lain cuma 8 persen. Secara operasional, lebih mahal," imbuhnya.
Erick curiga ada komisi dibalik pengadaan pesawat Garuda dari banyak lessor tersebut. Sebab, sering kali Garuda melakukan pengadaan pesawat tanpa merencanakan rutenya terlebih dulu. "Pesawatnya dulu, baru rutenya," katanya.
Karenanya, Erick melakukan audit investigasi dan menyerahkan laporan dari sana ke Kejagung dalam rangka bersih-bersih Garuda Indonesia. Ia ingin memperbaiki sistem dan pengelolaan di Garuda, termasuk juga administrasinya.