WahanaNews.co | Pemimpin Gereja Katolik Sedunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus tiba di Istana Negara Jakarta Pusat pada Rabu (4/9/2024) sekitar pukul 09.35 WIB.
Berikut ini pidato lengkap Paus Fransiskus dihadapan Presiden Joko Widodo dan pejabat, serta undangan negara yang hadir di Istana Negara.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
Bapak Presiden, Para Pejabat yang Terhormat, Perwakilan Masyarakat Sipil yang terhormat, Para Anggota Korps Diplomatik.
Dengan sepenuh hati saya berterima kasih kepada Anda, Bapak Presiden, atas undangan yang menyenangkan untuk mengunjungi negara Anda dan atas kata sambutan Anda yang ramah. Saya mengucapkan salam hangat kepada Presiden terpilih untuk masa tugas pelayanan Anda yang membawa buah untuk Indonesia, sebuah negara kepulauan yang luas yang terdiri dari ribuan dan ribuan pulau yang dikelilingi laut yang menghubungkan Asia ke Oseania.
Dapat dikatakan bahwa sebagaimana samudera adalah unsur alami yang menyatukan seluruh kepulauan di Indonesia, demikian pun sikap saling menghargai terhadap kekhasan karakteristik budaya,etnis, bahasa dan agama dari semua kelompok yang ada di Indonesia adalah kerangka yang tak tergantikan dan menyatukan yang membuat Indonesia sebagai sebuah bangsa yang bersatu dan bangga.
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
Semboyan negara Anda Bhinneka tunggal ika (Bersatu dalam keberagaman, secara harfiah berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua) mengungkapkan realitas beraneka sisi dari berbagai orang yang disatukan dengan teguh dalam satu bangsa. Semboyan ini juga memperlihatkan bahwa, sebagaimana keanekaragaman hayati yang ada dalam negara kepulauan ini adalah sumber kekayaan dan keindahan,demikian pula perbedaan-perbedaan Anda secara khusus berkontribusi bagi pembentukan mosaik yang sangat besar, yang mana masing-masing keramiknya adalah unsur tak tergantikan dalam menciptakan karya besar yang otentik dan berharga.
Kerukunan di dalam perbedaan dicapai ketika perspektif-perspektif tertentu mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan bersama dari semua orang dan ketika setiap kelompok suku dan denominasi keagamaan bertindak dalam semangat persaudaraan, seraya mengejar tujuan luhur dengan melayani kebaikan bersama. Kesadaran untuk berpartisipasi dalam sejarah bersama, yang di dalamnya solidaritas adalah unsur hakiki dan semua orang memberikan sumbangsihnya, membantu mengidentifikasi solusisolusi yang tepat, untuk menghindari kejengkelan yang muncul dari perbedaan dan untuk mengubah perlawanan kepada kerja sama yang efektif.
Keseimbangan yang bijaksana namun rentan ini, antara kemajemukan budaya yang besar dan ideologi-ideologi yang berbeda, dan cita-cita yang mempererat persatuan, haruslah dibela terus-menerus dari berbagai ketimpangan. Ini adalah karya keterampilan yang dipercayakan kepada semua orang, tapi secara khusus kepada mereka yang terlibat dalam kehidupan politik, yang harus memperjuangkan kerukunan, persamaan, rasa hormat atas hak-hak dasar manusia, pembangunan berkelanjutan, solidaritas dan upaya mencapai perdamaian, baik di dalam masyarakat maupun dengan bangsa-bangsa serta negaranegara lain.