WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mengungkapkan bahwa hingga menjelang puncak ibadah haji 2025 yang tinggal beberapa hari lagi sebanyak 125 jemaah haji asal Indonesia dilaporkan meninggal dunia di Tanah Suci.
Menurut data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per Minggu, 1 Juni 2025, mayoritas jemaah yang wafat adalah lanjut usia (lansia).
Baca Juga:
Kemenag Rilis Panduan Dam Terbaru, Tekankan Transparansi dan Kemaslahatan
Sebanyak 56 persen dari total jemaah yang meninggal berusia di atas 70 tahun, sedangkan 44 persen lainnya berumur antara 41 hingga 64 tahun.
Dilihat dari jenis kelamin, 60,8 persen jemaah yang meninggal merupakan laki-laki, dan 39,2 persen adalah perempuan.
Jika ditinjau berdasarkan embarkasi asal, jemaah dari Embarkasi Solo (SOC) dan Surabaya (SUB) menjadi yang terbanyak dengan masing-masing 19 orang, disusul Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) sebanyak 16 orang.
Baca Juga:
Paus Leo XIV Diangkat, Menag Nasaruddin Dorong Lanjutan Diplomasi Istiqlal
Para jemaah yang wafat umumnya sempat menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang berada di Bandara, Madinah, dan Mekkah.
Pemerintah, melalui Kemenag, memastikan bahwa para jemaah yang wafat akan tetap mendapatkan hak-haknya sesuai aturan yang berlaku.
"Pemerintah memastikan seluruh hak almarhumah dipenuhi, termasuk pelaksanaan badal haji dan pencairan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku," ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara, Abdul Basir, dalam keterangannya pada Jumat, 9 Mei 2025.
Ia menegaskan, perlindungan terhadap jemaah tetap menjadi prioritas utama, baik dalam kondisi sehat maupun saat terjadi musibah.
"Kami doakan almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," lanjut Basir.
Menteri Agama Nasaruddin juga menyampaikan rasa prihatinnya atas jumlah jemaah Indonesia yang meninggal.
Ia menyatakan telah bertemu dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, untuk membahas kondisi KKHI serta regulasi baru dari otoritas Arab Saudi.
"Kami coba negosiasi kalau bisa KKHI diizinkan kembali beroperasi. Menteri Kesehatan sudah mengiyakan, karena kita memiliki misi yang sama dalam menjaga kesehatan jemaah haji," ujar Nasaruddin dalam keterangannya pada Senin, 2 Juni 2025.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]