WahanaNews.co | Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Polri turun langsung untuk mengecek kualitas hewan kurban yang akan disebarluaskan di seluruh Indonesia. Kemudian, memastikan bahwa tidak ada hewan kurban yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Diketahui, angka penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak per 1 Juli 2022 mencapai 233.370 tersebar di 246 wilayah kabupaten/kota di 22 provinsi di Indonesia.
Baca Juga:
Baru Sehari Ditunjuk, Ahmad Sahroni Mengundurkan Diri dari Timses Pilkada Jakarta
Oleh sebab itu, Sahroni mendorong agar pihak kepolisian dapat bekerja ekstra. Pasalnya, sebentar lagi umat Islam merayakan Idul Adha 1443 H. Di mana, hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan domba banyak diburu untuk Kurban.
“Seiring dengan semakin mengkhawatirkannya penyebaran kasus PMK ini, apalagi sekarang sudah beberapa hari menjelang hari raya Idul Adha, maka sudah diperlukan intervensi yang lebih tegas dari otoritas, dalam hal ini kepolisian," katanya, kemarin.
"Karenanya, saya meminta kepada Kepolisian untuk mengerahkan aparatnya turun langsung melakukan sweeping demi memastikan agar hewan yang dikurbankan tidak tengah menderita penyakit,” imbuhnya.
Baca Juga:
Anies Tak Bisa Maju Pilgub Jakarta Jalur Independen, Pendaftaran Tutup
Sahroni menekankan, hal tersebut sangat penting demi membendung penularan. Jangan sampai terdapat daging yang sampai ke warga itu adalah daging yang sudah terinfeksi dan tidak layak makan, khawatir malah jadi masalah baru nanti.
Politikus Partai Nasdem ini juga meminta kepada kepolisian untuk bekerja sama dengan lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan lembaga terkait lainnya untuk melakukan edukasi terutama kepada peternak terkait ciri-ciri dan gejala PMK.
Sahroni menyarankan, perlu ada edukasi secara masif terkait ciri-ciri hewan atau daging yang sudah terinfeksi PMK. Sehingga masyarakat bisa melakukan pengecekan mandiri.
Hal itu bisa dilakukan dengan sosialisasi di tempat-tempat pemotongan hewan kurban secara langsung maupun edukasi melalui media sosial. “Yang terpenting masyarakat kita juga turut sadar akan fenomena ini, sehingga mengurangi dampak yang tidak diinginkan,” pungkasnya. [rsy]