Ia melihat, pangsa pasar ekspor
Indonesia masih terbatas pada negara-negara tertentu, padahal peluang ekspor
pada negara-negara lain semakin terbuka lebar.
"Saya minta pasar-pasar nontradisional
harus terus diperluas. Ini bertahun-tahun selalu kita arahnya selalu Uni Eropa,
Amerika. Jangan terjebak pada pasar ekspor yang itu-itu saja. Sekarang tumbuh
pasar-pasar baru yang harus digarap secara serius," paparnya.
Baca Juga:
Usai Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih Oleh KPU, Jokowi Minta Prabowo-Gibran Persiapkan Diri
Jokowi mencontohkan, negara-negara seperti di Afrika, Asia Selatan, dan Eropa Timur
merupakan potensi perluasan pangsa pasar ekspor Indonesia yang bagus, karena pertumbuhan ekonomi masing-masing negara berada di atas
lima persen.
Maka dari itu, ia menekankan
Kementerian Perdagangan untuk segera menyelesaikan perundingan perdagangan
dengan negara-negara potensial untuk perluasan pasar ekspor baru.
"Saya berikan contoh, misalnya dengan Australia, kita
sudah punya IA-CEPA. Lihat peluang-peluang yang ada di sana. Saya kira yang gede peluangnya ada otomotif, pelajari
betul, pasarnya seperti apa, konsumennya seperti apa, informasikan ke Tanah air
sehingga kita betul-betul bisa membuka pasar di Australia. Dan tentu saja
produk produk UMKM yang lainnya yang memiliki opportunity, memiliki peluang
untuk perlu dibantu dan didorong dalam rangka meningkatkan nilai ekspor dan
diversifikasi produk ke negara mitra dagang kita," jelasnya.
Baca Juga:
Usai Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Gibran: Dipecat Juga Ngak Apa-apa
Indonesia dan Australia menjalin
kemitraan komprehensif dalam bidang perdagangan yang disebut Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IACEPA).
Menjadi Kekuatan Industri