Pemanfaatan energi panas bumi terkendala oleh berbagai faktor, salah satunya mahalnya investasi akibat tingginya biaya eksplorasi.
Hal ini berujung pada harga listrik dari PLTP yang lebih mahal dibandingkan pembangkit berbahan bakar batu bara.
Baca Juga:
Ajang Hari Listrik Nasional 2024, PLN EPI Bawa Pulang Empat Penghargaan
Manajer Operasi dan Pemeliharaan PT Indonesia Power Kamojang POMU, Wahyu Spmantri, mengatakan, harga listrik dari PLTP Kamojang 6 sen dollar AS per kWh.
Sementara harga listrik dari pembangkit berbahan batu bara hanya 3 sen dollar AS per kWh.
Oleh sebab itu, dibutuhkan keberpihakan regulasi untuk mendorong penggunaan energi terbarukan lebih masif.
Baca Juga:
Ajang Hari Listrik Nasional 2024, PLN EPI Bawa Pulang Empat Penghargaan
“Kalau memang EBT (energi baru terbarukan) mau berjaya, perlu dibuat regulasi yang lebih ramah,” ujarnya.
Wahyu menuturkan, sekitar 80 persen biaya operasional PLTP Kamojang untuk membeli uap.
Menurut dia, jika suplai uap dikelola sendiri, pengeluaran bisa ditekan dan harga listrik berpeluang menjadi lebih murah. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.