WAHANANEWS.CO, Jakarta - Musim kemarau tahun ini datang lebih lambat dari perkiraan. Di tengah kekhawatiran masyarakat akan dampak El Niño dan potensi krisis air, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) justru melaporkan bahwa hingga pertengahan Juni 2025, sebagian besar wilayah Indonesia masih belum memasuki musim kering.
“Baru 19 persen dari jumlah Zona Musim Indonesia memasuki musim kemarau. Saat ini tidak ada daerah yang mengalami tidak ada hujan lebih dari 2 bulan,” tulis BMKG, Sabtu (14/6/2025).
Baca Juga:
Gempa M 5,0 Guncang Pangandaran, Getarannya Sampai ke Jawa Tengah
Wilayah yang telah mengalami peralihan menuju musim kemarau di antaranya adalah sebagian kecil Aceh, Bengkulu, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, serta sebagian wilayah di Pulau Jawa seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Selain itu, Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan juga mulai memasuki musim kering. Beberapa wilayah di Maluku bagian tengah, Papua Barat, serta sebagian Sumatera Utara dan Sumatera Barat turut mengalami hal serupa. Sementara itu, Bali bagian barat laut dan selatan, serta sebagian besar NTB dan NTT juga sudah mulai mengering.
Meski demikian, belum ada wilayah yang tercatat mengalami kekeringan ekstrem. Namun BMKG mencatat bahwa beberapa daerah mulai menunjukkan tanda-tanda kekurangan hujan yang cukup signifikan.
Baca Juga:
Muncul Lagi! Dua Bibit Siklon Ditemukan di Dekat Papua, Ini Penjelasan BMKG
“Daerah kurang hujan dengan kategori sangat panjang sampai dengan awal Juni ini yakni berada di Lombok Timur (NTB) dan Sabu Raijua-Rote Ndao (NTT) yakni selama 33 hari,” ungkap BMKG.
Merespons kondisi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar bijak dalam penggunaan air dan bersiap menghadapi potensi dampak kekeringan.
“Supaya dampak kekeringan bisa kita hadapi bersama. Bagi daerah yang masih masuk musim hujan, periksa lingkungannya supaya bisa menampung dan mengalirkan air hujan dengan baik. Apapun musimnya, siap siaga dan siap selamat,” pungkasnya.