WahanaNews.co | Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menyiapkan proyek
percontohan infrastruktur autonomous
vehichle (AV) atau kendaraan tanpa awak dalam lima tahun ke depan.
Kepala
BPJT, Danang Parikesit, menyampaikan hal itu dalamdiskusi virtual yang digelar
Kamis (29/7/2021).
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.200 Pohon di Kolong Tol Becakayu
Menurut
Danang, BPJT akan menggandeng Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) guna melihat lokasi
penerapan pilot project tersebut.
"Kalau
prediksi global mengenai transformasi AV ini kan kurang dari 10 tahun, tugas
kami di jalan tol adalah mempersiapkan infrastrukturnya," kata Danang.
Saat
ini, persiapan infrastruktur tersebut masih dalam pembahasan, tapi BPJT akan
mencoba melakukan pilot projectdalam
waktu lima tahun ke depan.
Baca Juga:
Kementerian PUPR Pastikan Infrastruktur Jalan Tol di Sumut Siap Sambut Libur Nataru
Pasalnya,
transformasi kendaraan di Indonesia masih berfokus pada peralihan dari
kendaraan biasa menjadi kendaraan listrik.
Namun
setelah transformasi itu selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
peralihan dari kendaraan listrik ke AV atau kendaraan tanpa pengemudi.
Peralihan
ini harus diikuti dengan jalan-jalan yang dilengkapi dengan instrumen yang bisa
saling berkomunikasi antara kendaraan dengan jalannya.
Dengan
demikian, ada interaksi antara pavement
dengan vehicle, dengan
instrumen-instrumen sensor dan sebagainya.
Lebih
jauh Danang menuturkan, penerapan AV sangat penting terutama untuk kendaraan
angkutan barang dan truk.
Tujuannya
untuk efisiensi logistik, peningkatan keselamatan untuk kendaraan barang dan
pengurangan kerusakan jalan karena over
dimension over loading (ODOL).
Kata
Danang, BPJT masih terus menjajaki mengenai AV, sehingga saat ini masih belum
menentukan ruas jalan tol yang dipilih guna penerapan pilot project tersebut.
"Kami
tentu mengharapkan teman-teman dari internasional untuk membantu dalam proses
itu. meski demikian hal ini sangat tergantung pada regulasi mengenai AV dan
regulasi instrumen infrastruktur dan lainnya sehingga diharapkan nantinya bisa
berkomunikasi antara kendaraan dengan jalannya," papar Danang.
Untuk
saat ini, BPJT masih fokus pada sistem pembayaran tol non-tunai
nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow
(MLFF) dengan teknologi Global Navigation
Satellite System (GNSS) dan akan diterapkan pada tahun 2023 mendatang.
Sebelumnya,
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono,
mengaku telah mengirimkan staf sebanyak 9 orang ke Hongaria dalam mendesain
rencana penerapan MLFF di gerbang tol (GT) Indonesia.
Penerapaan
MLFF ini merupakan bagian dari ITS yang harus dilakukan mengingat jumlah
transaksi di jalan tol tanah air pada tahun 2020 telah mencapai 1,3 miliar atau
senilai Rp 22 triliun. [qnt]