Dengan
demikian, ada interaksi antara pavement
dengan vehicle, dengan
instrumen-instrumen sensor dan sebagainya.
Lebih
jauh Danang menuturkan, penerapan AV sangat penting terutama untuk kendaraan
angkutan barang dan truk.
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.200 Pohon di Kolong Tol Becakayu
Tujuannya
untuk efisiensi logistik, peningkatan keselamatan untuk kendaraan barang dan
pengurangan kerusakan jalan karena over
dimension over loading (ODOL).
Kata
Danang, BPJT masih terus menjajaki mengenai AV, sehingga saat ini masih belum
menentukan ruas jalan tol yang dipilih guna penerapan pilot project tersebut.
"Kami
tentu mengharapkan teman-teman dari internasional untuk membantu dalam proses
itu. meski demikian hal ini sangat tergantung pada regulasi mengenai AV dan
regulasi instrumen infrastruktur dan lainnya sehingga diharapkan nantinya bisa
berkomunikasi antara kendaraan dengan jalannya," papar Danang.
Baca Juga:
Kementerian PUPR Pastikan Infrastruktur Jalan Tol di Sumut Siap Sambut Libur Nataru
Untuk
saat ini, BPJT masih fokus pada sistem pembayaran tol non-tunai
nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow
(MLFF) dengan teknologi Global Navigation
Satellite System (GNSS) dan akan diterapkan pada tahun 2023 mendatang.
Sebelumnya,
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono,
mengaku telah mengirimkan staf sebanyak 9 orang ke Hongaria dalam mendesain
rencana penerapan MLFF di gerbang tol (GT) Indonesia.
Penerapaan
MLFF ini merupakan bagian dari ITS yang harus dilakukan mengingat jumlah
transaksi di jalan tol tanah air pada tahun 2020 telah mencapai 1,3 miliar atau
senilai Rp 22 triliun. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.