WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), memperkuat kerja sama di bidang maritim dengan Belanda lewat 5th Bilateral Maritime Forum (BMF) RI-Belanda.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi dalam BMF RI-Belanda di Jakarta, Senin, menjelaskan acara ini membahas tiga isu.
Baca Juga:
Dinas TPH: Produksi Durian di Sulteng Capai 412.733 Kuintal Buah Segar
Tiga isu itu yakni Pembangunan Pelabuhan Berkelanjutan dan Energi Maritim Terbarukan (Sustainable Port Development and Renewable Maritime Energy), Pembangunan Kapal Berkelanjutan (Sustainable Shipbuilding) dan Edukasi Maritim (Maritime Education).
"BMF hari ini bertujuan untuk memastikan bahwa dialog ini akan memperkuat manfaat bersama bagi kedua negara yakni Indonesia-Belanda, dengan membahas tiga sektor prioritas untuk kerja sama kita yakni Sustainable Port Development and Renewable Maritime Energy, Sustainable Shipbuilding dan Maritime Education," katanya lewat keterangan di Jakarta, Senin (16/10/23).
Jodi memaparkan terkait isu Pembangunan Pelabuhan Berkelanjutan dan Energi Maritim Terbarukan, pemerintah Indonesia sangat tertarik untuk memajukan infrastruktur dan teknologi sumber energi terbarukan seperti tenaga pasang surut dan angin, serta energi hidrogen.
Baca Juga:
Kemenko Marves dan Pemprov Sulteng Koordinasi Percepatan Ekspor Durian ke China
"Untuk pengembangan pelabuhan, tujuan kami mencakup transportasi kelas dunia, peningkatan ekosistem logistik, dan peningkatan rantai pasokan, sekaligus menjaga lingkungan, sehingga pembangunan infrastruktur dan teknologi berjalan beriringan," ujarnya.
Jodi menyebutkan potensi dampak kerja sama pembuatan kapal dengan Belanda sangat besar, terutama mengingat tenaga kerja terampil Indonesia dalam lanskap teknologi yang berkembang pesat.
"Oleh sebab itu, kolaborasi seperti ini dapat meningkatkan kehebatan industri kapal kita," tambahnya.