WahanaNews.co | Kementerian Pertanian tambil langkah untuk mengimplementasikan Pertanian Keluarga Pekarangan untuk Pangan Berkelanjutan sebagai salah satu program inisiatif unggulan.
Program tersebut disampaikan dalam lokakarya “Diskusi Multipihak Rencana Aksi Nasional dan Rencana Strategis Nasional Pertanian Keluarga” bersama perwakilan penggiat keluarga dari organisasi petani serta Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) di Jakarta pada Selasa, 17 Mei 2012.
Baca Juga:
Mentan Andi Amran Ungkap Arahan Swasembada Pangan
Pertemuan yang diadakan secara hibrid untuk membahas pertanian keluarga sebagai salah satu prioritas nasional di Indonesia itu turut dihadiri instansi pemerintah.
Antara lain, pejabat dari beberapa kementerian, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bappennas, Bapangnas, serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Pertemuan tersebut membahas bagaimana melangkah maju untuk menyelesaikan rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pertanian Keluarga dan kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis.
Baca Juga:
Resmi Dilantik, Kementan Siap Berjuang untuk Indonesia Daulat Pangan
“Kebijakan yang efektif akan memperkuat pertanian keluarga untuk menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan saat ini”, kata Perwakilan FAO Rajendra Aryal di Indonesia dan Timor Leste, seperti dikutip dari siaran Pers FAO, Kamis 19 Mei 2022.
Menurut Aryal, sangat penting untuk membangun dan memperkuat kebijakan, investasi, dan kerangka kelembagaan yang mendukung untuk pertanian keluarga di tingkat nasional dan sub-nasional.
Pertanian Keluarga harus dilaksanakan secara terpadu dengan tata kelola yang inklusif dan efektif. Berdasarkan data yang relevan secara geografis dan tepat waktu.
Lokakarya ini dimaksudkan untuk menggerakkan konsensus nasional lintas pihak. Tujuannya, menjadikan pertanian keluarga sebagai sebuah prioritas nasional yang didukung oleh berbagai kementerian dan organisasi Petani.
Hasil diskusi akan menjadi bagian penting dari finalisasi RAN Pertanian Keluarga dan Rencana Aksi Strategisnya.
Sementara itu, menurut siaran pers FAO, pertanian sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Pertanian menyumbang 14 persen dari Pendapatan Domestik Bruto atau PDB. Sekitar 93 persen petani Indonesia merupakan pertanian keluarga skala kecil.
Mereka bercocok tanam di lahan sederhana dengan luas rata-rata 0,6 hektare. FAO menyebut, Petani di Indonesia merupakan bagian penting dari petani Asia Pasifik yang 70 persennya adalah pertanian keluarga.
Pertanian keluarga menghasilkan 80 persen pangan di kawasan.
Majelis Umum PBB mencanangkan Dekade Pertanian Keluarga PBB 2019-2028 (UNDFF) sejak 2017. Program ini sebagai kerangka kerja bagi negara-negara untuk mengembangkan kebijakan publik dan investasi untuk mendukung pertanian keluarga.
Dekade Pertanian Keluarga merupakan kesempatan yang sangat baik untuk berkontribusi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan cara yang inklusif, kolaboratif, dan koheren, menurut FAO. [qnt]