"Semakin banyak bendungan yang dimiliki, semakin baik kemampuan negara untuk menyimpan air dan menggunakannya untuk menyiram lahan pertanian pada musim kemarau,” kata dia.
Penyelesaian pembangunan beberapa bendungan vital akan dipercepat mengingat durasi musim kering tanpa air Indonesia yang sangat panjang dan belum pernah terjadi pada periode sebelumnya.
Baca Juga:
Gaji Terendah Rp 9,4 Juta, Kementerian PUPR Buka 6.388 Formasi CPNS 2024
Diketahui, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran senilai Rp21,5 triliun untuk menyelesaikan proyek pembangunan 15 unit bendungan vital pada tahun 2024 yang masuk dalam program strategis nasional (PSN).
Alokasi anggaran proyek pembangunan PSN bendungan mengalami kenaikan hingga 54 persen jika di bandingkan dengan anggaran 2023, yakni sebesar Rp13,9 triliun.
Ke-15 proyek bendungan tersebut yaitu Tiga Dihaji (OKU, Sumatera Selatan), Keureutoe Paya - Rukoh-Pengarah Rukoh (Aceh), Leuwikeris (Jawa Barat), Jlantah Karanganyar-Jragung (Jawa Tengah).
Baca Juga:
Menkeu Sebut APBN Telah Salurkan Rp6 Triliun Untuk Pembiayaan Rumah
Kemudian, Sidan (Bali), Meninting (Lombok Nusa Tenggara Barat), Manikin (Kupang, Nusa Tenggara Timur), Bendungan Marang Kayu (Samarinda, Kalimantan Timur), Bulango Ulu (Gorontalo), Budong- budong (Mamuju, Sulawesi Barat), dan Way Apu (Maluku).
Masing-masih wilayah tersebut merupakan sentra penghasil pangan nasional untuk komoditas padi dan tanaman hortikultura lainnya.
Maka dari itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob A Lombagia mengatakan, PSN bendungan penting untuk segera diselesaikan pembangunannya sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan cadangan air baku, dan mitigasi bencana kekeringan di masing-masing wilayah yang makin mendesak belakangan ini.