Prinsip tersebut adalah tasamuh, tawazun, tawassuth, i"tidal, dan amar ma"ruf nahi munkar.
"Itulah yang menentukan apakah
seseorang bisa disebut sebagai orang NU atau bukan," lanjut Koordinator
Nasional Jaringan Gusdurian tersebut.
Baca Juga:
Soal Islamofobia, Mahfud MD: Yang Bilang Itu Abu Janda Bukan Pemerintah
Kemudian, ia menyinggung bila ada yang
mengaku bagian Nahdliyin tetapi perilakunya justru berlawanan dengan prinsip Aswaja An-Nahdliyah, maka itu hanya klaim sepihak.
Menurutnya, jika perilaku yang
diperlihatkan tak sesuai dengan prinsip yang diajarkan NU, maka jangan anggap
sebagai representasi NU.
"Boleh nggak sih orang mengklaim?
Boleh. Kita juga tidak bisa melarang orang bicara bahwa dia menganggap dirinya
sebagai NU," tutur Alissa.
Baca Juga:
Abu Janda Sebar Hoax Anies soal ACT, Bamus Betawi: Provokasi!
Abu Janda disorot publik karena salah
satu cuitannya jadi kontroversial lantaran membalas cuitan Natalius Pigai.
Awalnya, Pigai mengkritik eks Kepala
BIN, Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono. Abu Janda pun bereaksi, dan membela Hendropriyono.
"Kapasitas
Jend Hendropriyono: mantan Kepala BIN, mantan Direktur BAIS, mantan Menteri
Transmigrasi, Profesor ilmu Filsafat Intelijen, Berjasa di berbagai operasi
militer. Kau Natalius Pigai apa kapasitas kau? sudah selesai evolusi belum kau?"
tulis Abu Janda.