Dedy mengatakan, konten peringatan dini gempa
dan tsunami tersebut tidak benar dan telah dikoreksi secara resmi oleh BMKG.
Sementara itu, menurut Chairman Lembaga Riset
Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center
(CISSRec), Pratama Persadha, bisa saja SMS blast palsu tersebut hanya
karena kesalahan sistem.
Baca Juga:
Siklon Errol Muncul dari Laut, Cuaca Ekstrem Mengintai NTT hingga 19 April
Namun, ia juga mengatakan, tetap tidak menutup
kemungkinan sistem diseminasi informasi bencana tersebut terkena retas.
Karena, menurutnya, sistem keamanan BMKG juga
tidak terlalu kuat. [jef]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.