Pemicunya adalah kesalahan pada sistem
pengiriman informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
BMKG dan Kementerian Kominfo telah merespons
secara cepat dengan melakukan klarifikasi terhadap sistem pengirim informasi
yang salah itu.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Saat ini, BMKG bersama Kementerian Kominfo
sedang melakukan penelusuran dan investigasi lebih mendalam," katanya.
Tujuannya untuk mengetahui penyebab kesalahan
sistem SMS itu, sampai tersebarnya informasi hoaks gempa berpotensi tsunami.
Bambang juga menegaskan, SMS tersebut bukan
merupakan prediksi gempa yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Karena, menurut dia, sampai saat ini belum ada
satupun teknologi di dunia yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat soal
gempa. Baik itu kapan waktunya, di mana lokasinya, dan berapa besar
kekuatannya.
Jubir Kementerian Kominfo, Dedy Permadi,
mengkonfirmasi bahwa SMS blast peringatan dini tsunami palsu tersebut
bukan disebabkan oleh peretasan sistem.
"Tidak ada peretasan di sistem Kominfo. Karena
konten (SMS blast) langsung dikoordinasikan oleh BMKG kepada operator
seluler. Teknis masalahnya silakan ditanyakan ke BMKG," jelas Dedy pada wartawan,
Kamis (27/5/2021).