WahanaNews.co | Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memiliki skenario sendiri terkait kasus tewasnya Brigadir J.
Hal itu menyusul adanya tiga laporan yang saat ini tengah diusut kepolisian, pertama terkait pelecehan dan percobaan pembunuhan yang telah naik sidik. Termasuk, dengan Bareskrim Polri yang juga menangani pembunuhan berencana.
Baca Juga:
Komnas HAM Klaim Kantongi Dalih PT LIB Tolak Ubah Jadwal Arema vs Persebaya
"Pernah enggak Komnas HAM ngikutin skenario polisi atau skenario orang lain. Sampai detik ini teman-teman ingin Komnas HAM cepat-cepat ke TPP (Rumah Kadiv Propam). Sampai hari ini kita belum ke TKP," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan, Senin (25/7).
Skenario sendiri itu, lanjut Anam, seperti ketika dorongan Komnas HAM untuk mengusut persoalan CCTV. Dia mengatakan pihaknya lebih memilih fokus dengan kecocokan luka-luka yang ada di tubuh Brigadir J.
"Teman-teman (media) ingin Komnas HAM cepat-cepat cek cctv. Kami mengikuti dari logika paling sederhana, yaitu bahasa luka. Bahasa luka yang akan jadikan kita terkait kapan waktu peristiwanya, kayak apa peristiwanya," tuturnya.
Baca Juga:
Sering Terjadi Insiden, Komnas HAM Minta Keberadaan Brigif 20 Timika Dievaluasi
"Kan tubuh korban berdialog dengan manusia yang itu bisa ditunjukkan dengan dokter ahli forensik dan itu sudah kita lakukan. Jadi kita gak ngikutin skenario siapa-siapa," tambah dia.
Atas hal itu, Anam mengingatkan jika Komnas HAM dalam mengusut kasus baku tembak ini bersifat independen yang nantinya akan memaparkan hasil kesimpulannya sendiri.
"Jadi waktu pertama kali pembentukan timsus kami sudah nyatakan kami independen. Dan kami bilang kami lakukan proses ini dengan skenario Komnas HAM sendiri. Kita punya logika sendiri, kita punya jalan sendiri, dan kita bisa diuji bareng-bareng gimana prosesnya," bebernya.