WahanaNews.co | Nasib pembangunan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (206,6 km) kini menggantung. Pasalnya saat ini Kementerian PUPR berencana melakukan lelang ulang untuk proyek ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, mengungkapkan alasan akan dilakukan tender ulang ini disebabkan, tidak kunjung terjadi penandatanganan dukungan pembiayaan perbankan (financial close).
Baca Juga:
Gaji Terendah Rp 9,4 Juta, Kementerian PUPR Buka 6.388 Formasi CPNS 2024
"Ditender ulang karena kemarin tidak financial close," kata Hedy saat ditemui di Gedung Parlemen, dilansir dari CNBC, MInggu (22/1/2023).
Sebelumnya konsorsium yang berisikan perusahaan BUMN dan swasta yang bakal membangun tol ini. Bahkan ada nama-nama perusahaan di balik Konglomerat Martua Sitorus hingga taipan tol Yusuf Hamka.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjadi pemimpin konsorsium pembangunan tol ini, dengan porsi 32,5%, sedangkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki porsi 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 10%.
Baca Juga:
Menkeu Sebut APBN Telah Salurkan Rp6 Triliun Untuk Pembiayaan Rumah
Sisanya PT Gama Grup 13,38%, PT Jasa Sarana 0,75%, PT Wijaya Karya (Persero) 10%.
Gama Group dimiliki oleh salah satu orang paling kaya di Indonesia, pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus. Berdasarkan data real time Forbes, kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar.
Ia juga pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group.
Sedangkan ada nama Yusuf Hamka berada di balik perusahaan miliknya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana, yang merupakan BUMD Jabar.
Berdasarkan daftar pemegang saham Perseroan per 31 Desember 2020, 79,11% saham PT Jasa Sarana dipegang oleh Pemprov Jabar, PT Indec Internusa 0,16%, PT Bakrieland Development Tbk 3,76%, dan 16,95% dimiliki PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
Meski ditender ulang, Hedy menjelaskan pembebasan lahan untuk ruas tol ini masih terus berjalan, dengan target penataan sampai Garut. Setelah ada investor baru nanti baru pembangunan tol ini baru akan dilaksanakan.
Adapun imbas pelaksanaan tender ulang ini akan berpengaruh pada penyelesaian proyek, karena proses konstruksi yang mundur.
Waskita Karya Mundur
Sebelumnya PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga bakal melepas kepemilikan pada proyek ini. Hal ini disebabkan perjanjian restrukturisasi dan kondisi finansial.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono mengungkapkan, dari perjanjian Master Restructuring Agreement (MRA) alias Perjanjian Restrukturisasi Induk Waskita Karya tidak diperbolehkan lagi melakukan investasi.
"Waskita ikut dalam share tapi karena lender itu dalam MRA kita tidak ada investasi baru di ruas tol. Jadi Waskita akan pull out. Kita akan mundur dari tol Gedebage. iIu Jasa Marga yang punya tanya Jasa Marga aja," kata Destiawan kepada wartawan usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (21/11/2022).
Selain tidak boleh melakukan investasi baru, Destiawan alasan Waskita mundur karena kondisi finansial perusahaan.
"Alasannya Waskita nggak punya duit, dalam MRA juga kita gak boleh investasi tol lagi," kata Destiawan. [ast]