WahanaNews.co | Vikaris atau calon pendeta GMIT, Sepriyanto Ayub Snae (36), diduga lakukan kekerasan seksual anak di bawah umur di kabupaten alor, kini korbanya bertambah menjadi 11 orang.
Tim psikolog dari Rumah Harapan GMIT dan pihak gereja Klasis Alor Timur telah melakukan asesmen sejak 1 September lalu.
Baca Juga:
IDAI Rilis 5 Tanda Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual, Orangtua Wajib Tahu!
"Dari pendampingan dan asesmen dari gereja dan dari Rumah Harapan GMIT dengan tim psikolognya sejak pertemuan pertama tanggal 1 (September) sebanyak 11 orang (korban)," kata Ketua Majelis Klasis GMIT Alor Timur Laut, Pendeta Yosua Penpada , Jumat (9/9/2022) malam.
Yosua menyebut baru enam korban yang melaporkan kasus kekerasan seksual tersebut kepada polisi. Namun per 1 September 2022, ada 11 orang korban yang telah mendapat pendampingan.
Menurut Yosua, lima orang korban masih terus diberi pendampingan oleh para pendeta dan pihak gereja untuk bisa melaporkan kepada pihak kepolisian.
Baca Juga:
Sejak Awal Tahun 2023, Angka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Sumedang Capai 10 Kasus
Yosua mangatakan lima korban belum mau melapor ke polisi karena meraka masih belum berani dan malu atas peristiwa kekerasan seksual yang dialami.
"Kami terus mendorong agar para korban dan keluarganya bisa memiliko keberanian untuk melapor (ke polisi)," ujarnya.
Yosua mengungkap 11 korban dugaan kekerasan seksual tersebut masih duduk di bangku SMP dan SMA. Menurutnya, saat ini anak-anak korban dugaan kekerasan seksual tersebut sudah membaik, namun beberapa masih trauma dan merasa malu.