Dia menjelaskan, setiap spesifikasi alutsista yang diinginkan
TNI AL semuanya diserahkan ke Kemenhan untuk diproses
atau dibeli.
"Belum (diajukan)," kata Yudo singkat.
Baca Juga:
Viral Cekcok Pengendara Mengaku Adik Jenderal Berbuntut 2 Laporan ke Polisi
Kapal buatan Denmark sepanjang 138,7 meter dan lebar 19,8 meter
tersebut termasuk jenis korvet kelas berat, yang belum dipunyai TNI AL.
Kapal korvet yang dimiliki TNI AL sekarang yang paling modern
adalah KRI Bung Tomo, John Lie, dan Usman-Harun, yang masing-masing memiliki
panjang 89,9 meter.
Dalam pidatonya ketika menjadi inspektur upacara, Yudo
mengatakan, keberadaan Marinir sangat dicintai dan disukai masyarakat.
Baca Juga:
Sopir Toyota Fortuner Arogan dengan Pelat Palsu TNI Dilaporkan ke Bareskrim Polri
Untuk itu, ia berpesan agar prajurit Marinir tetap profesional
dan humas dalam menjalankan tugas operasi militer (OMP) dan operasi militer
selain perang (OMSP).
Mantan Panglima Kogabwilhan I itu menyinggung, selaras dengan
karakter kekuatan TNI AL dalam doktrin Jalesvea Jayamahe, hakikat keberadaan
Korps Marinir sebagai pasukan pendarat menuntut kecepatan respon, daya gerak,
dan daay gempur yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugas, baik selam masa
damai, krisis, dan masa perang.
"Korps Marinir TNI AL selalu hadir untuk NKRI, di saat
kedaulatan negara ini terancam, Marinir hadir. Saat situasi tak terkendali,
Marinir hadir menengahi. Jadi wajar saja apabila di benak rakyat pimpinan
bangsa ini apabila negara ini dalam ancaman, satu jawabannya, kerahkan
Marinir!" ucap Yudo. [qnt]