Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan bahwa peran desa dalam tata kelola wilayah metropolitan dan aglomerasi perkotaan sangatlah penting.
Ia menekankan bahwa pembangunan nasional tak boleh melupakan kekuatan desa sebagai pilar ketahanan lingkungan dan sosial.
Baca Juga:
Berlomba-lomba Buat Inovasi, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Solusi ITS dengan Sistem Pelacakan Sampah Digital
"Ketika kita bicara aglomerasi dan kota-kota besar, jangan lupakan desa sebagai penyokong utama dari sistem ekologi dan ketahanan sumber daya. Kertayasa memberi pesan bahwa dari desa, solusi nasional bisa dilahirkan," ungkapnya.
Ia juga menyoroti bahwa model seperti Kertayasa sejalan dengan visi Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam mewujudkan pembangunan inklusif yang melibatkan kekuatan akar rumput.
"Relawan MARTABAT Prabowo-Gibran melihat Desa Kertayasa sebagai miniatur dari visi pembangunan Prabowo, yaitu menghadirkan keadilan ekologis dan ekonomi dari desa ke pusat," tambahnya.
Baca Juga:
Indonesia Ketinggalan 20 Tahun, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Menko Pangan Gandeng Danantara Ubah Sampah Jadi Listrik
Sebelumnya, tim verifikasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan kunjungan langsung ke Desa Kertayasa untuk mencocokkan data lapangan dengan laporan yang telah dikirim ke provinsi.
Ketua Tim Verifikasi, Suhartono, yang juga merupakan Pejabat Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Ahli Muda, menyatakan kekagumannya atas keseriusan pengelolaan sampah oleh masyarakat Kertayasa.
“Kami memberikan apresiasi kepada KSM Yuni Sarah yang bekerja bersama pemerintah desa dalam pengolahan sampah skala desa. Mereka sangat aktif dan layak direkomendasikan ke tingkat nasional,” ujarnya.