Ia merasa banyak anak-anak Papua belum terlalu peduli dengan kondisi hutannya mungkin karena belum pernah melihat secara langsung kondisinya secara langsung.
Namun dirinya percaya, mereka akan peduli dan melihat dengan baik persoalannya.
Baca Juga:
Program Kolaborasi KASUARI untuk Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Sorong Selatan
Benahi Tata Kelola
CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar, mengatakan, hasil monitoring tutupan hutan dan lahan yang dilakukan dari Merauke, Boven Digoel, Keerom hingga Jayapura tersebut harapannya dapat membantu evaluasi perizinan konsesi di Papua.
Baca Juga:
KLHK Amankan 57 Kontainer Kayu Merbau Ilegal Asal Papua
Dari monitoring berjam-jam dari udara tersebut, menurut dia, melintasi wilayah-wilayah yang akan tumpang tindih dengan proyek food estate, perluasan perkebunan kelapa sawit yang dialokasikan untuk Merauke saja hingga dua juta hektare.
Terbayang jika semua hutan alam yang masih baik tadi dibuka maka emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan akan sangat besar.
Sekali pun wilayah yang dilewati jarang terlihat rumah, namun ia menegaskan itu bukan lahan kosong, sudah ada pemiliknya, yakni masyarakat adat.